بسم
الله الرحمن الرحيم
Ketika Nabi Muhammad Saw. berbaring tidur (antara
ingat dan tidak ingat) di kamar rumah, diantara dua sahabat yaitu Hamzah dan
Abu Ja’far bin Abu Thalib tiba-tiba datang Malaikat Jibril dan Mikail, kemudian
diikuti Israfil membawa beliau sampai di sumur zamzam[1].
Lalu Nabi diberikan kewibawaan dan kehormatan di pundaknya dan dipenuhi dada beliau
dengan ilmu pengetahuan.
Menurut satu riwayat bahwa Malaikat Jibril masuk ke rumah
Nabi melalui atap rumah beliau yang terbuka, kemudian Jibril membelah lubang
leher Nabi sampai badan paling bawah. Jibril memerintahkan Mikail untuk
membawakan baskom besar berisi air zamzam untuk membersihkan dan mensucikan
hati beliau dari segala kotoran dan sifat-sifat tercela kemudian membasuhnya
tiga kali dengan air tersebut. Mikail bolak-balik tiga kali membawa baskom yang
berisi air zamzam untuk membersihkannya kemudian yang keempat kalinya beliau
membawa baskom yang berisi emas dipenuhi dengan hikmah[2] dan iman, lalu dada beliau
dikosongkan dan diisi dengan sifat hilm[3], kesempurnaan ilmu, keyakinan yang kuat dan pasrah/menerima qodho dan qadar
dari Allah. Lalu malaikat menutup/merapatkannya kembali dada Nabi yang terbelah dan menstempel dengan
stempel kenabian diantara dua pundak beliau.
Setelah itu, Nabi dibawa dengan kendaraan burok [4] yang mempunyai dua
sayap berada di dua pahanya, yang dapat menguatkan dua kakinya. Burok merasa
berat membawa Nabi, lalu Jibril berkata kepadanya, sambil meletakkan tangannya
diatas pundaknya (untuk memberitahukannya):”Tidakkah engkau merasa malu hai
burok?. Demi Allah! tidak ada makhluk yang paling mulia di sisi Allah selain
beliau, orang yang engkau bawa itu”. Seketika juga burok tersimpuh malu sampai
bercucuran keringat lalu Nabi menaikinya. Ada yang berpendapat bahwa Nabi-nabi
sebelum Nabi Muhammad saw. pernah mengendarai burok. Sedangkan menurut Sa’id bin Musayyab dan yang lainnya burok adalah
kendaraan yang pernah ditumpangi oleh Nabi Ibrahim ketika beliau akan berangkat
dari Syam menuju Mekkah (baitul haram). Nabi berangkat dengan kendaraan burok didampingi
oleh Jibril di sebelah kanan beliau , dan Mikail di sebelah kirinya. menurut
Ibnu Sa’ad Jibril adalah orang yang bertugas sebagai pengendara burok,
sedangkan Mikail sebagai pemegang tali burok.
Berangkatlah Nabi didampingi Jibril dan Mikail
dengan mengendarai burok sehingga sampai
di sebuah tempat yang terdapat pohon kurma. Jibril berkata kepada Nabi: “Turun
dulu disini! Kemudian shalatlah!”. Maka beliau shalat (melaksanakan apa yang
diperintahkah kepadanya). Setelah itu, beliau naik burok . lalu Jibril bertanya
kepada Nabi:”Taukah kamu? dimana tadi kamu shalat?”. Beliau jawab :”Tidak”, akhirnya Jibril menjelaskan bahwa tadi kamu
shalat di Tayyibah[5]. Kemudian Nabi
melanjutkan kembali perjalanannya mengendarai burok yang berjalan dengan cepat,
dengan langkah kaki secepat penglihatan matanya. Ditengah perjalanan Jibril
menyuruh Nabi berhenti sejenak untuk shalat terlebih dahulu, lalu Nabi melaksanakan apa yang diperintahkan
kepadanya . Setelah selesai, kemudian beliau bergegas naik ke atas burok
kembali. Tidak lama setelah itu, Jibril bertanya lagi kepada Nabi (Sebagaimana
yang sebelumnya): ”Taukah kamu? dimana tadi kamu shalat?”. Beliau
menjawab:”Tidak”, lalu Jibril memberikan jawaban bahwa tadi kamu shalat di Madyan[6]. Kemudian Nabi
melanjutkan kembali perjalanannya mengendarai burok sehingga sampai di suatu
tempat, lalu Jibril menyuruh Nabi berhenti untuk shalat di tempat tersebut.
Akhirnya beliau menuruti apa yang diperintahkan Jibril kepadanya. Setelah
selesai shalat, beliau langsung naik burok untuk melanjutkan perjalanan.
Kemudian tidak lama setelah itu, Jibril bertanya kembali kepada Nabi (
sebagaimana pertanyaan sebelumnya):”Taukah kamu? dimana tadi kamu shalat?”.
Beliau menjawab:”Tidak”, lalu Jibril memberikan jawaban bahwa tadi kamu shalat
di Thursina[7].
Kemudian Nabi ditemani oleh Jibril dan Mikail dibawa
oleh burok untuk melanjutkan perjalanan sampai di suatu tempat yang nampak
dengan jelas istana-istana negeri Syam.
lalu Jibril menyuruh Nabi berhenti untuk shalat di tempat tersebut. Akhirnya
beliau menuruti apa yang diperintahkan Jibril kepadanya. Setelah selesai
shalat, beliau langsung naik burok untuk melanjutkan perjalanan. Kemudian tidak
lama setelah itu, Jibril bertanya kembali kepada Nabi ( sebagaimana pertanyaan
sebelumnya):”Taukah kamu? dimana tadi kamu shalat?”. Beliau menjawab:”Tidak”,
lalu Jibril memberikan jawaban bahwa tadi kamu shalat di Baitlehm[8].
Ketika Nabi melakukan perjalanan diatas burok
tiba-tiba beliau melihat Ifrit[9] yang hendak menghampirinya dibelakang
beliau dengan membawa obor di tangannya, setiap kali Nabi melirik ke arah ifrit
tersebut, dia membalas memandang beliau. Jibril bertanya kepada Nabi:”Maukah
aku ajarkan kepadamu beberapa kata yang dapat kamu ucapkan, dan apabila kamu mengucapkannya
niscaya obor yang ada di tangan ifrit tersebut akan padam, dan dia akan jatuh
tersungkur (binasa)?”. Beliau menjawab:”Ya mau”, katakanlah! Aku berlindung
kepada dzat Allah yang mulia dan dengan kalimah-kalimah
allah yang sempurna yang tidak akan melampui batas bagi orang yang shaleh,
tidak juga bagi orang yang jahat apabila mengucapkannya, dari suatu kejahatan
yang turun dari langit, kejahatan yang naik ke langit, kejahatan yang
bertebaran di bumi, dan kejahatan yang keluar dari bumi, dan dari berbagai fitnah malam dan siang, dari
kejahatan jalan-jalan malam dan siang kecuali satu jalan yang mengantarkan
kepada kebaikan. Ya Rahman! Akhirnya obor yang dibawa oleh Ifrit itu padam dan
dia jatuh tersungkur (binasa).
Kemudian Nabi bersama Jibril dan Mikail melanjutkan
perjanannya kembali, sampai tiba di suatu kaum yang sedang menanam tanaman.
Tidak lama kemudian, mereka dapat
memanennya (mengambil hasil panen), setelah diambil hasil panennya, tanaman
tersebut kembali seperti semula (seperti sebelum panen). Lalu Nabi bertanya
kepada Jibril: “Apa ini?” Jibril menjawab: mereka adalah orang-orang yang
menginfakkan hartanya di jalan Allah. Sesuatu yang mereka infakkan maka Allah
akan menggantinya. Lalu beliau mencium
bau harum, karena merasa penasaran akhirnya beliau menanyakan hal tersebut
kepada Jibril : “Harum bau apa ini?” dia menjawab:”Itu harum baunya Masyithoh, seorang pembantu kerajaan
fir’aun yang kerjanya adalah menyisir rambut anak perempuannya fira’un”. Ketika
dia sedang menyisir rambut putri fira’un tiba-tiba sisirnya jatuh, dengan
spontan masyithoh mengucapkan:”
Bismillahi” terdengarlah perkataan tersebut oleh putri fira’un, karena
merasa ayahnya telah ditipu selama ini (diam-diam beriman kepada Allah) lalu
dia berkata kepada Masyithoh:”Akan aku beritahukan kejadian ini kepada ayahku?
Dengan lantang dan penuh keyakinan masyithoh menjawab:”Ya, silahkan!”, tidak
lama kemudian fir’aun memanggil masyithoh untuk menghadapnya, setelah masyithoh
menghadap, fira’un berkata kepadanya:”Apakah kamu mempunyai tuhan selainku?”
masyithoh menjawab :”Ya, tuhanku dan tuhanmu adalah Allah. Konon wanita
(Masyithoh) tersebut mempunyai 2 anak dan seorang suami.
Fira’un merayu dia dan suaminya untuk meninggalkan
agamanya, akan tetapi keduanya menolak ajakan tersebut. Fir’aun berkata
kepadanya: “Sungguh saya akan membunuh kalian berdua”. Lalu masyithoh meminta
kepada fir’aun seraya berkata: “Merupakan suatu kebaikan darimu atas kami,
apabila kamu membunuh kami maka kuburkanlah
jasad kami di satu kuburan”. Lalu fira’un berkata:”Ini upahmu dari kami
yang menjadi hakmu”. Kemudian dia memerintahkan kepada prajuritnya untuk
membawakan katel besar dari tembaga lalu panaskan sampai benar-benar panas,
setelah panas, masyitoh dan
putra-putranya dilemparkan kedalamnya (katel besar tesebut). Satu persatu
mereka dilemparkan sampai giliran putranya yang paling kecil yang masih disusui
oleh ibunya. Dia berkata:”hai ibuku lemparkan saja aku dan janganlah engkau
ragu-ragu karena engkau dijalan yang benar!”. Akhirnya masyitoh dan
putran-putranya dilemparkan ke katel besar yang sangat panas.
Seorang perawi hadits berpendapat bahwa ada
empat anak keci (masih bayi) yang ketika masih dibuaian ibunya sudah dapat
berbicara, yaitu bayi siti masyitoh, saksi Nabi Yusuf, sahabat Juraij dan Nabi
Isa AS.
Kemudian Nabi menemui satu kaum yang kepala mereka
pecah, setiap kali pecah kembali pada keadaan semula (menjadi utuh lagi) sampai
tidak henti-hentinya keadaannya seperti diatas. Maka beliau bertanya kepada
Jibril: “Siapa mereka itu?”, Jibril menjawab:”Mereka adalah orang-orang yang
kepalanya merasa berat digerakkan untuk melaksanakan shalat fardhu”.
Kemudian Nabi
menjumpai suatu kaum yang terdapat pada qubul dan dubul mereka riqa’[10]. Mereka pergi
untuk merumput sebagaimana unta dan domba lalu mereka memakan pohon dhori’[11],
Zaqqum[12]
dan batu panas neraka jahannam. Beliau bertanya:”Siapa mereka itu hai jibril?”
lalu jibril menjawab:”Mereka adalah orang yang tidak suka memberikan shadaqah
dan Allah tidak aka berbuat dholim kepada mereka sedikitpun (akan dibalas
sesuai dengan perbuatannya)”.
Kemudian Nabi menjumpai suatu kaum yang dihadapan
mereka terdapat daging yang masak didalam kuali dan daging yang mentah busuk.
Mereka memilih memakan daging yang mentah lagi busuk dan membiarkan daging yang
masak lagi baik. Lalu beliau bertanya: “apa maksudnya ini hai jibril?”. Jibril
menjawab:”Ini adalah gambaran seorang laki-laki diantara ummatmu yang mempunyai
isteri yang halal (karena sudah nikahi) dan
baik kemudian datang wanita pelacur (bukan isterinya). Dia tidur seranjang
dengan wanita tersebut sampai pagi. Dan gambaran seorang wanita yang mempunyai
suami yang baik kemudian datang laki-laki penggoda. Wanita tersebut tergoda
sampai tidur dengannya hingga pagi”.
Kemudian Nabi menemukan
kayu di tengah jalan, setiap orang yang melewatinya baju dan tubuhnya akan
terbakar atau terluka. Lalu beliau berkata:”Ada apa ini hai jibril?”. Jibril
menjawab:”Ini perumpamaan suatu kaum diantara ummatmu yang duduk (nongkrong) di
jalan dan membegal/memalak setiap orang yang melewatinya”. Lalu beliau membaca
ayat:
وَلَاتَقْعُدُوْا بِكُلِّ صِرَاطٍ تُوْعِدُوْنَ وَتَصُدُّوْنَ عَنْ سَبِيْلِ
اللهِ (الأَعْرَاف :86)
Artinya: Dan janganlah kamu duduk di tiap-tiap jalan dengan
menakut-nakuti dan menghalang-halangi orang yang beriman dari jalan Allah.
(Al-A’raf : 86)
Lalu Nabi melihat
seorang laki-laki sedang berenang di sungai yang penuh darah orang yang
dilempari batu. Lalu beliau berkata:”Apa ini hai jibril?” Jibril menjawab:”Ini
adalah perumpamaan orang yang memakan harta riba”.
Kemudian Nabi menjumpai
seseorang yang mengumpulkan seikat kayu bakar, padahal dia tidak mampu
membawanya tetapi ingin menambahnya lagi. Lalu beliau berkata:”Apa ini hai
jibril?”. Jibril menjawab:”Ini adalah salah seorang dari ummatmu yang dia
mengemban amanat orang banyak, tidak mampu untuk memikulnya tetapi dia ingin
menambah lagi bebannya”.
Kemudian Nabi menjumpai
suatu kaum yang lidah dan mulut mereka dipotong oleh gunting besi. Setiap kali
lidah dan mulut mereka terputus, kembali seperti semula (utuh lagi) tidak
henti-hentinya terus begitu. Lalu beliau berkata:”Siapa mereka hai jibril?”.
Jibril menjawab:”Mereka adalah para penceramah fitnah/sesat diantara ummatmu
yang hanya berorasi/berpidato tanpa mereka mengaplikasikannya/melaksanakan apa
yang diorasikannya itu”. Dan beliau melewati suatu kaum yang mempunyai
kuku-kuku tembaga yang mencakar wajah-wajah
dan dada mereka sendiri. Lalu Nabi bertanya:”Siapa mereka itu hai
Jibril?”. Jibril menjawab:”Mereka itu adalah orang-orang yang memakan daging
orang lain (mengumpat) kemudian meletakkannya pada tubuh/jiwa mereka sendiri”.
Kemudian Nabi melewati lubang kecil bulat, keluar
darinya sapi jantan besar. Lalu sapi itu ingin kembali ke lubang tersebut akan
tetapi tidak mampu melakukannya. Maka
beliau berkata:”Apa ini hai jibril?”. Jibril menjawab:”Ini adalah salah seorang
ummatmu yang berkata dengan perkataan yang besar pengaruhnya, kemudian dia
menyesal dengan perkataan tersebut akan tetapi dia tidak mampu untuk
meralat/merubah kembali apa yang sudah dia katakana”.
Ketika Nabi melanjutkan perjalanan tiba-tiba ada
seseorang yang memanggilnya dari sebelah kanan beliau. Dia berkata:”Hai
Muhammad perhatikanlah aku! Aku ingin bertanya kepadamu”. Akan tetapi beliau
tidak menjawabnya (menghiraukannya). Lalu beliau berkata: “Apa ini hai jibril?”.
Jibril menjawab:”Ini adalah seorang yahudi yang apabila kamu menjawab
pertanyaannya niscaya umatmu akan menjadi yahudi”.
Kemudian Ketika Nabi melanjutkan perjalanan tiba-tiba
ada seseorang yang memanggilnya dari sebelah kiri beliau. Dia berkata:”Hai
Muhammad perhatikanlah aku! Aku ingin bertanya kepadamu”. Akan tetapi beliau
tidak menghiraukannya. Lalu beliau berkata:”Apa ini hai jibril?”. Jibril
menjawab:”Dia adalah seorang nasrani yang apabila kamu menjawab pertanyaannya
niscaya umatmu akan menjadi nasrani”.
Kemudian
sewaktu Nabi melanjutkan perjalanan tiba-tiba ada seorang wanita yang
tersingkap kedua hastanya dengan segala perhiasan yang diciptakan Allah. Wanita
itu berkata: ”Hai Muhammad perhatikanlah aku! Aku ingin bertanya kepadamu. Tetapi
beliau tidak meliriknya. Lalu berkata:”Siapa dia hai Jibril?”. Jibril menjawab:”Itu
adalah dunia. Apabila kamu menjawab pertanyaannya niscaya ummatmu lebih memilih
dunia dari pada akhirat”.
Kemudian sewaktu Nabi melanjutkan perjalanan
tiba-tiba ada seorang kakek yang menyingkir dari jalan memanggilnya seraya
berkata:”Hai Muhammad kemari kamu! Lalu jibril berkata:”Teruslah berjalan jangan
hiraukan hai Muhammad!”. Beliau berkata:”Siapa dia hai Jibril? Jibril menjawab:”Dia
adalah iblis musuh Allah, dia ingin memalingkannmu dari jalan lurus”.
Kemudian Nabi berjalan melewati seorang nenek yang berada di sisi jalan. Lalu dia berkata:”Hai
Muhammad perhatikanlah aku! Aku ingin bertanya kepadamu”. akan tetapi beliau
tidak meliriknya. Dan Nabi berkata:”Siapa dia hai jibril?”. Jibril menjawab:”Bahwasanya
umur dunia itu tidak lain kecuali sisa umur nenek ini”.
Kemudian Nabi
berjalan sampai beliau tiba di kota Baitul
maqdis[13] dan memasukinya lewat pintu sebelah kanan. Lalu beliau turun
dari burok, dan mengikatnya di pintu mesjid dikelilingi/dikerumuni oleh banyak
oleh sebagaimana yang dilakukan para nabi AS. Dan dalam satu riwayat
diceritakan bahwa jibril datang dengan membawa batu besar, lalu beliau
meletakkan jari-jari tangannya pada batu tersebut. Kemudian melubangi/merobek
dan menahan burok dengan batu itu. Setelah itu, beliau masuk mesjid melalui
pintu yang di masuki sinar matahari dan bulan. Lalu beliau shalat sunnah tahiyyatul
masjid bersama jibril masing-masing 2 raka’at. Tidak lama Nabi diam di mesjid,
kemudian banyak orang berkumpul disekitarnya lalu beliau mengetahui para nabi
berada diantara orang-orang yang shalat. Kemudian adzan dikumandangkan oleh muadzin, lalu iqamat. Para jama’ah yang berada di mesjid berdiri membentuk
beberapa shaf sambil menunggu
siapa yang akan menjadi imam. Kemudian jibril menarik tangan Nabi ke depan
untuk menjadi imam. Maka beliau shalat bersama makmum dibelakangnya sebanyak 2
raka’at.
Diriwayatkan dari Ka’ab bahwa jibril yang
mengumandangkan adzan di langit sehingga para malaikat turun ke bumi. Dan Allah
mengumpulkan para nabi dan rasul, kemudian Nabi shalat bersama mereka. Setelah
selesai shalat, jibril bertanya kepada Nabi:”Tahukah kamu siapa tadi yang
shalat dibelakangmu?”. Beliau menjawab:”Tidak tahu”. Lalu jibril pun
menjelaskan:”Makmum yang dibelakangmu itu adalah semua nabi yang diutus oleh
Allah”. Kemudian para nabi memuji-Nya dengan pujian yang indah. Nabi berkata:”Kalian
semua memuji Allah aku pun memuji-Nya”.
Kemudian Nabi mulai mengucapkan Alhamdulillah (segala
puji bagi Allah) yang telah mengutus aku untuk menjadi rahmat bagi semesta alam
dan bagi seluruh manusia, sebagai pemberi berita gembira dan pemberi peringatan
serta menurunkan Al-Qur’an kepadaku sebagai penjelasan bagi segala sesuatu,
menjadikan ummatku sebagai ummat terbaik yang diutus untuk manusia dan menjadikannya
sebagai ummat pertengahan/suri tauladan, menjadikan ummatku sebagai ummat
terdahulu dan ummat yang akan datang. Dia yang telah melapangkan dadaku dan
menghapus dosaku, mengangkat derajatku, menjadikanku sebagai pembuka dan
penutup para nabi. Lalu Nabi Ibrahim berkata:”Dengan sebab keutamaan ini maka
nabi Muhammad paling utama diantara kalian (para nabi)”.
Kemudian Nabi merasa haus sekali, datanglah jibril
menghampirinya dengan membawa dua wadah, yang satu berisi khamar dan yang satu lagi berisi susu.
Lalu beliau memilih wadah yang berisi susu. Jibril berkata: kamu telah memilih fitrah/kesucian, jika kamu minum
khamar niscaya umatmu akan sesat/menyimpang dan sedikit diantara mereka yang akan
mengikuti ajaranmu. Dalam riwayat lain disebutkan bahwa terdiri dari 3 wadah
dan yang ketiganya berisi air tawar. Dan bahwasanya jibril berkata kepada
Nabi:”Jika engkau meminum air tawar maka niscaya ummatmu akan tenggelam”. Dalam
riwayat yang lain juga dikatakan bahwa salah satu dari 3 wadah yang diserahkan
kepada Nabi yaitu madu sebagai pengganti air tawar.
Bahwasanya Nabi melihat bidadari-bidadari syurga
berada di sebelah kiri batu besar, lalu beliau mengucapkan salam kepada mereka,
dengan segera mereka pun membalas dengan ucapan salam pula. Kemudian Nabi
bertanya kepada mereka dan mereka pun menjawabnya dengan jawaban yang
menyenangkan hati dan pandangan.
Setelah Nabi
melaksanakan isra dari masjidil
haram sampai ke baitul maqdis, kemudian beliau mi’raj ke langit sebagaimana arwah orang-orang mukmin berpisah dari raganya ketika meninggal,
kemudian diangkat ke atas langit sampai ke syurga. Tangga-tangga yang dilalui
oleh Nabi ketika naik ke langit ada 10 tangga yang dinaiki yaitu 7 tangga untuk
melalui 7 lapis langit, tangga ke delapan untuk sampai ke sidratul muntaha, tangga ke sembilan
untuk sampai ke tempat yang hanya terdengar suara goresan pena dan tangga
kesepuluh yaitu tangga ke ‘arasy dan rafraf.
Tangga-tangga tersebut ada yang terbuat dari perak ada juga yang dari
emas yang keindahannya belum pernah dilihat oleh manusia di dunia. Konon
tangga-tangga tersebut berasal dari syurga firdaus yang bertahtakan mutiara,
disebelah kanan dan kirinya dijaga oleh para malaikat.
Kemudian Nabi dan jibril
naik ke langit sampai keduanya tiba di pintu langit, yang dinamakan pintu hafadzhah. Sebagai penjaga pintu tersebut yaitu seorang malaikat
yang bernama Ismail, dia adalah penjaga langit dunia yang bertempat tinggal di
angkasa dan tidak pernah naik ke langit dan tidak juga turun ke bumi kecuali ketika
Nabi Muhammad Saw meninggal. Dia mempunyai anak buah sebanyak 70 ribu malaikat
dan masing-masing dari mereka mempunyai 70 ribu pasukan. Lalu jibril membuka
pintu langit, dikatakan kepadanya[14]:”Siapa
ini?”. Beliau menjawab:”Saya Jibril”. dan beliau ditanya lagi:”Siapa orang yang
bersamamu?”. Jibril menjawab:”Muhammad”. Dikatakan lagi:”Apakah dia diutus
untuk mi’raj?”. Jibril menjawab:”Ya”. Penjaga pintu langit itu mengucapkan:
”Selamat datang, semoga Allah memanjangkan umurmu ! engkau sebaik-baiknya
manusia! Engkau sebaik-baiknya pemimpin! Dan engkau sebaik-baiknya orang yang
datang kepadaku hai Muhammad! Aku akan membukankannya untukmu berdua”. Ketika
Nabi dan jibril memasukinya tiba-tiba disana ada nabi Ada AS. Sebagai bapak
manusia dengan wajah seperti pertama kalinya diciptakan oleh Allah dan diperlihatkan
kepada beliau arwah orang-orang mukmin beserta keluarga mereka. Ruh dan jiwa
yang baik itu berkata:”Jadikanlah mereka (arwah orang-orang mukmin) tersebut
berada di “illiyyun[15]”. Lalu Nabi juga
diperlihatkan arwah orang-orang kafir. Maka berkatalah ruh dan jiwa yang kotor:”Jadikanlah
mereka (arwah orang-orang kafir) itu berada di sijjin[16]”.
Kemudian Nabi melihat
sekelompok ruh berada di sebelah kanan beliau dan mencium semerbak harum keluar
dari sebuah pintu, sedangkan dari sebelah kiri beliau melihat sekelompok ruh
dan mencium bau busuk yang menyengat keluar dari pintu. Apabila Nabi melihat ke
arah sebelah kanan niscaya beliau akan tertawa bahagia. Sebaliknya jika beliau
melhatnya ke arah kiri maka beliau akan menangis sedih. Lalu beliau mengucapkan
salam kepadanya (Nabi Adam) dan beliau pun membalasnya dengan salam. Lalu Nabi
Adam mengucapkan kepada Nabi:”Selamat datang anak dan nabi yang shaleh!”. Lalu
Nabi berkata:”Siapa ini hai Jibril?”. Jibril menjawab:”Ini bapakmu Adam AS”.
dan sekolompok arwah itu adalah keturunannya yang berada sebelah kanan itu
penghuni syurga dan sebelah kiri itu penghuni neraka. Apabila kamu melihat dari
sebelah kanan maka kamu akan tertawa bahagia dan apabila melihatnya dari
sebelah kiri niscaya kamu akan menangis sedih dan pintu yang sebelah kanan itu
adalah pintu syurga maka jika melihat penghuninya hatimu akan gembira bahagia.
Dan pintu yang sebelah kiri itu adalah pintu neraka yang jika kamu melihat
penghuninya maka kamu akan merasa sedih dan menangis.
Kemudian
Nabi sejenak melewati orang-orang yang memakan harta riba, orang yang memakan
harta anak yatim, para penjina dan orang-orang yang berbuat maksiat lainnya
dalam keadaan yang sangat mengerikan sebagaimana keadaan orang-orang sebelumnya.
Kemudian Nabi naik ke langit kedua, dan Jibril
membuka pintu langit. Maka dikatakan kepadanya:”Siapa ini?”. Jibril
menjawab:”Saya Jibril”. lalu dia ditanya lagi:”Siapa orang yang bersamamu?”.
Jibril menjawab:”Muhammad”. Dikatakan lagi:”Apakah dia diutus untuk mi’raj?”.
Jibril menjawab:”Ya”. Dikatakan (kepada Nabi) :”Selamat datang, semoga Allah
memanjangkan umurmu ! engkau sebaik-baiknya manusia dan pemimpin hai Muhammad!
Aku akan membukakannya untukmu berdua”. Ketika keduanya masuk tiba-tiba didalam
sudah ada Nabi Isa putra siti Maryam dan Nabi Yahya putra Nabi Zakariya yang
merupakan anak uwa[17].
Pakaian dan rambut keduanya (nabi Isa dan nabi Yahya) serupa dan mereka
disertai oleh salah seorang dari kaumnya. Nabi Isa itu konon tinggi badannya
sedang, berkulit putih kemerah-merahan dan berambut lebat seakan-akan orang
yang baru keluar dari kamar mandi mirip dengan Urwah bin Mas’ud As-Tsaqofi.
Kemudian Nabi mengucapkan salam kepada Nabi Isa dan
Nabi Yahya dan salam beliau pun dibalas oleh keduanya. Lalu keduanya
megucapkan:”Selamat datang saudara dan nabi yang shaleh!, semoga engkau selalu
dalam keadaan baik!”.
Kemudian
Nabi naik ke langit ketiga, dan Jibril membuka pintu langit. Maka dikatakan
kepadanya:”Siapa ini?”. Jibril menjawab:”Saya Jibril”. lalu dia ditanya
lagi:”Siapa orang yang bersamamu?”. Jibril menjawab:”Muhammad”. Dikatakan
lagi:”Apakah dia diutus untuk mi’raj?”. Jibril menjawab:”Ya”. Dikatakan (kepada
Nabi) : ”Selamat datang, semoga Allah memanjangkan umurmu ! engkau
sebaik-baiknya manusia! Engkau sebaik-baiknya pemimpin! Dan engkau
sebaik-baiknya orang yang datang kepadaku hai Muhammad! Aku akan membukakannya
untukmu berdua”. Ketika keduanya masuk tiba-tiba didalam sudah ada Nabi Yusuf
yang ditemani oleh salah seorang dari kaumnya.
Kemudian Nabi mengucapkan salam kepada Nabi
Nabi Yusuf dan beliau pun membalasnya dengan salam. Lalu
keduanya megucapkan:”Selamat datang saudara dan nabi yang shaleh!, semoga engkau
selalu dalam keadaan baik!”. Konon Nabi Yusuf itu telah diberikan setengah
ketampanan wajah dari ketampanan wajah
Nabi. Dalam satu riwayat disebutkan bahwa Nabi yusuf merupakan makhluk Allah
yang diciptakannya dengan wajah yang sangat tampan, ketampanannya bagaikan
rembulan yang nampak pada bulan purnama terhadap seluruh bintang (yang ada di
angkasa). Nabi berkata: “Siapa ini hai
Jibril?”. Jibril menjawab:”Ini adalah saudaramu Yusuf”.
Kemudian Nabi naik ke langit keempat, dan Jibril
membuka pintu langit. Maka dikatakan kepadanya:”Siapa ini?”. Jibril
menjawab:”Saya Jibril”. lalu dia ditanya lagi:”Siapa orang yang bersamamu?”.
Jibril menjawab:”Muhammad”. Dikatakan lagi:”Apakah dia diutus untuk mi’raj?”.
Jibril menjawab:”Ya”. Dikatakan (kepada Nabi) :”Selamat datang, semoga Allah
memanjangkan umurmu ! engkau sebaik-baiknya manusia! Engkau sebaik-baiknya
pemimpin! Dan engkau sebaik-baiknya orang yang datang kepadaku hai Muhammad!
Aku akan membukakannya untukmu berdua”. Ketika keduanya masuk tiba-tiba didalam
sudah ada Nabi Idris yang telah Allah tinggikan derajatnya[18]
Kemudian Nabi mengucapkan salam kepada Nabi nabi
Idris dan beliau pun membalasnya dengan salam. Lalu
keduanya megucapkan:”Selamat datang saudara dan nabi yang shaleh!, semoga engkau
selalu dalam keadaan baik!”.
Kemudian Nabi naik ke langit kelima, dan Jibril
membuka pintu langit. Maka dikatakan kepadanya:”Siapa ini?”. Jibril
menjawab:”Saya Jibril”. lalu dia ditanya lagi:”Siapa orang yang bersamamu?”.
Jibril menjawab:”Muhammad”. Dikatakan lagi:”Apakah dia diutus untuk mi’raj?”.
Jibril menjawab:”Ya”. Dikatakan (kepada Nabi) :”Selamat datang, semoga Allah
memanjangkan umurmu ! engkau sebaik-baiknya manusia! Engkau sebaik-baiknya
pemimpin! Dan engkau sebaik-baiknya orang yang datang kepadaku hai Muhammad!
Aku akan membukakannya untukmu berdua”. Ketika keduanya masuk tiba-tiba didalam
sudah ada nabi Harun yang sebagian jenggotnya berwarna putih dan sebagiannya
lagi berwarna hitam panjang hampir sampai pusar beliau. Di sekitar beliau
dikelilingi kaum Bani Israil sambil beliau bercerita kepada mereka,
kemudian Nabi mengucapkan salam kepada
beliau dan beliau pun membalasnya dengan ucapan salam pula. Lalu keduanya
megucapkan:”Selamat datang saudara dan nabi yang shaleh!, semoga engkau selalu
dalam keadaan baik!”. Nabi berkata: “Siapa ini hai Jibril?”. Jibril
menjawab:”Ini adalah nabi Harun bin Imran seorang laki-laki yang mencintai
kaumnya.
Kemudian Nabi naik ke langit keenam, dan Jibril
membuka pintu langit. Maka dikatakan kepadanya:”Siapa ini?”. Jibril
menjawab:”Saya Jibril”. lalu dia ditanya lagi:”Siapa orang yang bersamamu?”.
Jibril menjawab:”Muhammad”. Dikatakan lagi:”Apakah dia diutus untuk mi’raj?”.
Jibril menjawab:”Ya”. Dikatakan (kepada Nabi) :”Selamat datang, semoga Allah
memanjangkan umurmu ! engkau sebaik-baiknya manusia! Engkau sebaik-baiknya
pemimpin! Dan engkau sebaik-baiknya orang yang datang kepadaku hai Muhammad!
Aku akan membukakannya untukmu berdua”.
[1]
Bekas pukulan sayap malaikat jibril ketika ibu Nabi Ismail, Siti Hajar kehausan
bersama putranya Ismail yang masih dibuaian, ditinggal berdua oleh Nabi Ibrahim di padang
sahara. Siti Hajar berlari-lari kecil dari bukit Shofa ke bukit Marwah sebanyak
7 kali mencari seseorang yang membawa air untuk beliau minta dan diminumnya,
kemudian datanglah Malaikat Jibril memukul tanah dengan sayapnya lalu
terpancarlah air dari tanah tersebut, Siti Hajar berkata:”Zam, zam (air banyak)
yang penuh berkah, maka air tersebut dinamakan air Zamzam”.
[2]
Para Ulama berbeda pendapat dalam menafsirkan hikmah. Imam Nawawi berpendapat
bahwa yang dimaksud hikmah disini yaitu ilmu yang mencakup pengetahuan tentang
Allah dan pengetahuan batin untuk mengetahui kebenaran dari-Nya lalu
beliau amalkan, dan menjauhi yang bertentangan dengan kebenaran tersebut. .
[3]
Hilm (santun) antonim dari kata godhob (marah) tetapi terkadang
semakna, dalam artian marah ketika melanggar segala sesuatu yang diharamkan
oleh Allah.
[4]
Sejenis binatang ternak yang berwarna putih, berbadan tinggi besar diatas
keledai dibawah bighol (peranakan antara kuda dan keledai) langkah tapak
kakinya secepat penglihatan matanya dan dua telinganya bergerak-gerak, jika dia
hendak naik gunung kedua kakinya naik keatas (kakinya memanjang) sedangkan jika
turun gunung kedua tangannya yang memanjang kebawah.
[5]
Yaitu Madinah Al-Munawwarah disebut Tayyibah karena tempatnya
yang dianggap baik dan suci, yang menjadi tujuan hijrah kaum muslimin mekkah,
dan disini pula tempat turunnya wahyu.
[6]
Nama satu perkampungan yang terlatak di depan kota Gujjah dekat pohon
yang dijadikan tempat berteduh dan berlindung oleh Nabi Musa ketika keluar dari
mesir takut dari kejaran Fira’un.
[7]
Thursina atau Thursinin sebagaimana terdapat dalam surat
At-Tin, yaitu nama suatu gunung yang terkenal di syam, tapi ada juga
yang mengatakan bahwa Thur itu adalah nama gunung sedangkan sina
itu nama lembah. Di Thursina ini nabi musa menerima wahyu dari
Allah, dan beliau dapat kesempatan untuk dapat berkomunikasi langsung
dengan-Nya.
[8]
Yaitu nama perkampungan yang terletak di depan Baitul Muqoddas, disebut Baitlehm karena disana nabi musa lahir
dari perut Ibunya tanpa mengandung terlebih dahulu.
[9]
Yaitu jin yang sangat kuat dan jorok.
[10]
Tambal yang menutup seukuran qubul atau dubul.
[11]
Sejenis pohon berduri yang tidak dapat dimakan oleh binatang karena
jijik/busuk. Pendapat lain mengatakan pohon kering berduri. Ada juga yang
berpendapat tanaman yang berbau busuk.
[12]
Tanaman yang sangat pahit, terdapat di Negeri Tihamah/Mekkah. Ajhuri
berpendapat buah dari pohon yang tidak enak rasanya. Pendapat lain mengatakan
pohon yang tidak ada di dunia tetapi adanya di neraka yang tidak ingin dimakan
oleh penghuninya.
[13]
Tempat
ini menjadi tempat kelima yang disinggahi Nabi. Lalu beliau melaksanakan shalat
disana, sebagaimana di tempat-tempat sebelumnya. Kelima tempat yang disinggahi Nabi untuk
melaksanakan shalat di tempat tersebut sebagaimana yang diperintahkan oleh
Jibril menjadi isyarah bahwa dalam peristiwa Isra Mi’raj ini akan diwajibkannya
shalat wajib lima waktu bagi kaum muslimin.
[14]
Malaikat penjaga pintu langit bertanya kepada jibril.
[15]
Nama tempat tertinggi di syurga atau nama syurga tertinggi. Menrurut pendapat
lain yaitu nama kitab yang mencatat segala perbuatan orang yang berbuat baik.
Dan ada juga yang berpendapat tempat yang berada di langit ketujuh.
[16]
Nama neraka paling bawah atau tempat
terbawah di
neraka. Ada juga yang berpendapat nama kitab yang mencatat segala
perbuatan orang-orang yang durhaka. Pendapat lain yaitu tempat yang berada
dibawah bumi ketujuh.
[17]
Ibu Nabi Isa Siti Maryam itu saudara perempuannya Ibu Nabi Yahya. Jadi, antara
Isa dan Yahya itu saudara sepupu (anak uwa atau anak bibi).sedangkan menurut
pendapat lain bahwa Ibu siti Maryam adalah Hannah itu saudara perempuannya Ibu
Nabi Yahya yang bernama Isya’ binti Paqud ada juga yang berpendapat Isya binti
‘imran. Jadi, Maryam itu Anak Uwa Nabi Yahya.
[18]Menurut
sebagian ulama bahwa Nabi Idris diangkat ke langit keempat dalam keadaan hidup
oleh malaikat yang bertugas menjaga matahari. Pendapat lain menyatakan bahwa
beliau adalah orang yang sangat menbenarkan (tanda-tanda kekuasaan) Allah,
beliau pernah berdo’a kepada-Nya supaya diringankan bebannya yang berat (dalam
menghadapi kaumnya). Kemudian Allah mengabulkan do’anya. Ada juga yang
berpendapat bahwa diangkat ke langitnya itu oleh malaikat dengan idzin Allah
dan beliau berdo’a supaya dimasukkan ke syurga-Nya. Lihat tafsir surat Maryam
ayat 56-57.